Ladang Sayuran. Alkisah ada sebuah ladang sayuran milik sepasang petani. kedua petani pemilik ladang itu menanami ladang mereka dengan sayuran.. berharap suatu saat nanti mereka dapat memetik hasilnya dan menikmatinya bersama-sama. Si wanita bertugas menyirami ladang sementara si pria bertugas memupuk ladang itu. awalnya mereka bahagia mengurus ladang itu bersama-sama. Saat hama datang menyerang mereka mengatasinya bersama-sama. walaupun kadang mereka harus terluka karena menyelamatkan ladang mereka, tetapi mereka tetap bersama, kuat dan bahagia serta penuh pengharapan akan hasil ladang yang akan mereka nikmati bersama-sama. si petani wanita terus menyirami ladang dengan suka cita. bahkan ketika ia lelah dan kakinya terluka karena terus berjalan menyirami ladang, ia terus menyirami ladang itu sambil tersenyum, ia melakukannya dengan suka dan kekuatannya terus ada karena ia melihat patnernya ada di seberang ladang sedang menabur pupuk untuk sayuran mereka... semangatnya terus berkobar walaupun terik matahari ataupun dinginnya hujan membakar perih kulitnya dan menggigit linu tulang-tulangnya, karena ia melihat sayuran mereka kian tumbuh besar dan besar setiap harinya....
Sepasang petani itu terus bekerja sama merawat ladang mereka walau kadang suka dan duka serta pertentangan menghadang mereka.... sampai suatu hari... si petani pria harus pergi ke kota mewujudkan masa depannya.... sebelum pergi ia berjanji pada patnernya bahwa ia akan tetap memupuk ladang itu walaupun tidak akan sesering dulu karena ia harus kembali ke kota.... si petani wanita melepas petani pria dengan sukacita...karena ia yakin patnernya tidak akan membiarkan ladang sayuran mereka mati....
setiap waktu petani wanita senantiasa menyirami ladang sayuran mereka...tidak kenal lehah...walau kadang perih matahari dan dinginnya hujan harus dihadapinya dalam kesepian dan kesendiriannya ia tetap tidak menyerah... karena ia percaya suatu hari nanti pupuk akan datang menyuburkan ladang sayuran mereka.....
hari berganti hari...minggu berganti minggu...dan akhirnya bulan berganti... si petani wanita terus menyiram ladang itu tanpa kenal menyerah.... walau lelah ia terus menyiram, walau perih, walau tulang tertusuk, walau kadang ia menyiram ladang sayuran mereka dengan air mata.... ia terus menyiram...terus menyiram....terus menyiram....sambil berharap.... pupuk pasti akan datang untuk ladang sayuran mereka....
sampai sutu hari si petani wanita menyadari....... ia telah melakukan suatu kesalahan besar.... suatu pagi ia mendapati kebun sayuran mereka hampir mati... sayuran sayuran itu hampir busuk... rupanya sayuran-sayuran itu menerima terlalu banyak air siraman dari petani wanita sehingga ladang sayuran itu menjadi becek dan berair sementara sayuran-sayuran itu kekurangan pupuk yang dapat membantu mereka untuk bertumbuh.... sebab sejak kepergiannya di petani pria tidak lagi memupuki ladang sayuran mereka....
akhirnya si petani wanita sadar...ia tidak boleh terus menyiram ladang sayuran mereka...karena hal itu akan membuat sayuran-sayuran yang mereka tanam menjadi busuk...hari itu ia berhenti menyiran ladang sayuran mereka... ia hanya terduduk si pinggir ladang memandang ladang itu...air matanya terus mengalir tanpa dapat berkata-kata....ia ingin sayuran-sayuran itu tumbuh besar..... ia tidak ingin sayuran-sayuran itu mati dan kering.... sayuran-sayuran itu membutuhkan pupuk dan siraman air secara bersamaan dan seimbang.... tapi dimanakah petani pria pemupuk ladang sayuran itu.....masih ingatkah ia dengan ladang sayuran mereka...masih inginkah ia memetik hasilnya dan menikmatinya bersama sama dengan patnernya selamanya... dimanakah si pemupuk......
Si petani wanita hanya terdiam memandang ladang sayuran mereka... tidak ada kata-kata yang bisa ia ungkapkan.....tidak ada kemarahan yang ingin ia luapkan......tidak ada lagi air mata yang dapat ia tumpahkan.....ia hanya diam.... serasa duduk di kedataran yang tidak bertepi.....hanya harapan....suatu hari pupuk akan datang...meyegarkan kembali ladang sayuran mereka......hanya harapan walau sulit mereka dapat bersama-sama lagi menggarap ladang sayuran mereka...hanya harapan suatu saat nanti ia dapat memetik dan menikmati hasil ladang sayuran mereka....... hanya harapan itu yang menjadi kekuatannya untuk bisa tetap duduk di tepi ladang sayuran itu sambil menanti pupuk datang.....hanya harapan itu yang menjadi patoknya untuk tetap di ladang itu dan tidak melangkahkan kakinya meningglkan ladang itu..... hanya harapan yang membuatnya terus duduk di ladang itu....memandang ladang sayuran mereka... sambil terus menerus teriang di pikirannya....
"seorang teman berkata padaku pagi ini....., mungkin jalan Tuhan bukanlah jalan TERCEPAT, mungkin jalan Tuhan juga bukanlah jalan TERMUDAH, mungkin juga jalan Tuhan bukanlah jalan TERMULUS, tetapi satu yang PASTI.... jalan Tuhan adalah jalan yang TERBAIK....."
happy Sunday everyOne... :)
Sepasang petani itu terus bekerja sama merawat ladang mereka walau kadang suka dan duka serta pertentangan menghadang mereka.... sampai suatu hari... si petani pria harus pergi ke kota mewujudkan masa depannya.... sebelum pergi ia berjanji pada patnernya bahwa ia akan tetap memupuk ladang itu walaupun tidak akan sesering dulu karena ia harus kembali ke kota.... si petani wanita melepas petani pria dengan sukacita...karena ia yakin patnernya tidak akan membiarkan ladang sayuran mereka mati....
setiap waktu petani wanita senantiasa menyirami ladang sayuran mereka...tidak kenal lehah...walau kadang perih matahari dan dinginnya hujan harus dihadapinya dalam kesepian dan kesendiriannya ia tetap tidak menyerah... karena ia percaya suatu hari nanti pupuk akan datang menyuburkan ladang sayuran mereka.....
hari berganti hari...minggu berganti minggu...dan akhirnya bulan berganti... si petani wanita terus menyiram ladang itu tanpa kenal menyerah.... walau lelah ia terus menyiram, walau perih, walau tulang tertusuk, walau kadang ia menyiram ladang sayuran mereka dengan air mata.... ia terus menyiram...terus menyiram....terus menyiram....sambil berharap.... pupuk pasti akan datang untuk ladang sayuran mereka....
sampai sutu hari si petani wanita menyadari....... ia telah melakukan suatu kesalahan besar.... suatu pagi ia mendapati kebun sayuran mereka hampir mati... sayuran sayuran itu hampir busuk... rupanya sayuran-sayuran itu menerima terlalu banyak air siraman dari petani wanita sehingga ladang sayuran itu menjadi becek dan berair sementara sayuran-sayuran itu kekurangan pupuk yang dapat membantu mereka untuk bertumbuh.... sebab sejak kepergiannya di petani pria tidak lagi memupuki ladang sayuran mereka....
akhirnya si petani wanita sadar...ia tidak boleh terus menyiram ladang sayuran mereka...karena hal itu akan membuat sayuran-sayuran yang mereka tanam menjadi busuk...hari itu ia berhenti menyiran ladang sayuran mereka... ia hanya terduduk si pinggir ladang memandang ladang itu...air matanya terus mengalir tanpa dapat berkata-kata....ia ingin sayuran-sayuran itu tumbuh besar..... ia tidak ingin sayuran-sayuran itu mati dan kering.... sayuran-sayuran itu membutuhkan pupuk dan siraman air secara bersamaan dan seimbang.... tapi dimanakah petani pria pemupuk ladang sayuran itu.....masih ingatkah ia dengan ladang sayuran mereka...masih inginkah ia memetik hasilnya dan menikmatinya bersama sama dengan patnernya selamanya... dimanakah si pemupuk......
Si petani wanita hanya terdiam memandang ladang sayuran mereka... tidak ada kata-kata yang bisa ia ungkapkan.....tidak ada kemarahan yang ingin ia luapkan......tidak ada lagi air mata yang dapat ia tumpahkan.....ia hanya diam.... serasa duduk di kedataran yang tidak bertepi.....hanya harapan....suatu hari pupuk akan datang...meyegarkan kembali ladang sayuran mereka......hanya harapan walau sulit mereka dapat bersama-sama lagi menggarap ladang sayuran mereka...hanya harapan suatu saat nanti ia dapat memetik dan menikmati hasil ladang sayuran mereka....... hanya harapan itu yang menjadi kekuatannya untuk bisa tetap duduk di tepi ladang sayuran itu sambil menanti pupuk datang.....hanya harapan itu yang menjadi patoknya untuk tetap di ladang itu dan tidak melangkahkan kakinya meningglkan ladang itu..... hanya harapan yang membuatnya terus duduk di ladang itu....memandang ladang sayuran mereka... sambil terus menerus teriang di pikirannya....
"seorang teman berkata padaku pagi ini....., mungkin jalan Tuhan bukanlah jalan TERCEPAT, mungkin jalan Tuhan juga bukanlah jalan TERMUDAH, mungkin juga jalan Tuhan bukanlah jalan TERMULUS, tetapi satu yang PASTI.... jalan Tuhan adalah jalan yang TERBAIK....."
happy Sunday everyOne... :)
sayur sayur sapa mo beli sayur, mana nulis2nya lagi? sama foto2nya :D
BalasHapus